Kenapa saya nyebutnya TKW bukan TKI, krna majority disana kebanyakan wanita yang bekerja. Selama disana saya dan teman saya contact langsung dengan mereka, jalan bareng, makan bareng, tidur serumah *tsaaah*. Populasi paling banyak adalah dari daerah jawa, almost or most of them.
Selama di HK dan Macau, kita tinggal di boarding house (kamar penginapan yang di sewakan oleh tkw indonesia dengan harga yang terbilang miring) kenapa saya garis bawahin? nanti saya jelas kan di belakang. Cerita punya cerita alhasil banyak lah kita mendapat curahan hati para tkw disana. mulai dari ibu E yang terpaksa ninggalin anaknya berumur 2tahun lebih, mbak D yang lesbi, bu I yang ditipu sesama tkw, bu H yang divorce dan meninggalkan dua anaknya yang remaja, dan banyak lagi cerita mereka.
Shortly i made conclusion
"Money is scary thing but it can buy happiness"
Sometimes i think about "why money should be exist in this world?" well, if you learn history or fundamental of economy, your teacher will say money is a thing that used for transaction with two of kind existence which is Kartal and Giral. The purpose of money to fair play trade transaction.. bla bla bla..
So, what is money? Scary thing rite? Uang itu hal yang paling menakutkan sodara.
If money doesn't exist anak nya ibu E itu mungkin sekarang sudah tidur disamping dia, mbak D yang lesbi mungkin gak akan jadi lesbi kalau dia gak harus kerja merantau jauh kenegara orang, otomatis dia gak akan pernah bertemu dengan pasangan lesbinya. Mungkin kalau yang namanya uang tidak exist seorang ibu H gak perlu ninggalin keluarganya sehingga divorce dengan suaminya dan sekarang lagi duduk mendengarkan cerita remaja anak anaknya.
Mungkin dengan tidak ada yang namanya UANG gak akan ada yang namanya tipu menipu, korupsi, manipulasi, prostitusi, negosiasi, dan mungkin juga gak akan ada yang namanya sosialisasi.
I told you, money can buy happiness. Why? or Why not?
Siapa bilang uang gak bisa beli kebahagiaan?? *angkat alis*
Ibu E gak akan kerja jauh jauh kalau dia punya UANG, begitu juga mbak D, ibu H dan pekerja lainnya, gak perlu mereka terpisah jauh dari keluarganya, 3tahun sekali atau lebih pulang kampung.
My mom told me "live is struggle, if you want to get anything you should give something".
In my opinion kalau banyak TKW/TKI di luar negri yang tadinya dari rumah niat mau cari kerja dan cari uang, setibanya di negara tujuan bekerja jadi salah arah, itu wajar. Imagine, most of them came from rural area or country people. Rata rata dari mereka berumur 18tahun keatas, masa masa nya nakal remaja meeeen. Hiburan yang mereka pernah coba sewaktu di indonesia paling sebates bioskop, mall yang gak lebih dari tingkat 5, mini market, pasar, itupun kelamaan keluar rumah pasti sudah dapet ceramah satu jam bersama babe. Sekalinya mereka mencoba nasib untuk kerja, mereka migration ke negara maju seperti Hongkong dan Macau yang 5x lipat glamour, gak ada yang brisik kalau kita ngapa ngapain itu urusan kalian masing masing. Gak kuat iman, yaah jadilah itu brandal.
Jangan Judges mereka kawan, toh kalau posisi mereka kita tukar jadi diri kita sendiri apa ada jaminan kalian gak bakal kayak gitu juga? nobody can be scapegoat, gak ada siapapun yang salah disini. Tentu ini bukan salah pemerintah yang mendukung lintah darat modern yang bertopeng agensi kerja yang jelas jelas di peraturan undang undang pemerintah Hongkong kalau potongan pekerja selama 3bulan untuk agensi semestinya hanya 10% (sekitar 900HKD) namun nyatanya mereka mengambil 1,500-3,000HKD dengan ngeles tingkat esekutif.
foto yang kita ambil sewaktu hari buruh #mayday. Demonstrasi oleh para BMI (buruh migran indonesia) di depan east point road, HK
Tentu juga ini bukan salah mereka yang salah jalan itu, niat mereka baik kok sebenarnya "untuk kerja, cari uang, meningkatkan taraf hidup cari modal buat buka usaha di indonesia" kalau mereka jauh dari batasan, mungkin niatnya saja yang belum cukup teguh, keyakinan mereka menjalani itu aja yang masiih goyah. Kebiasaan di peras oleh pihak yang atas ngebuat mereka ikut menjadi matrealistis sehingga melihat orang baru sebagai sasaran empuk buat penghasilan tambahan mereka. Bukan salah saya dan teman saya juga yang masih betah berurusan dengan TKI disana mulai dari beberapa kali diperdaya sebagai sumber mata pencarian secara tidak langsung oleh mereka, mendengarkan curhat mereka, mereka butuh teman curhat dan kebetulan saya dan teman saya lagi di posisi pendengar pada saat itu.
Kawan, jangan puas dulu sampai disitu, dalam hidup itu pasti ada dua sisi baik dan buruk. Itu contoh beberapa produk gagal sebuah "niat dan keyakinan". di Hongkong dan macau ada yang namanya halaqoh dan halimah perkumpulan yang biasanya mengadakan pengajian, ceramah, dan banyak kegiatan lainnya. Biasanya di hari libur mereka mengumpul di masjid terdekat atau taman taman kota dari pagi sampai malam pasti ada acara itu dan banyak. Dan sangat banyak beberapa TKI/TKW indonesia dari Hongkong, pulang ke indonesia mereka buka pesantren, buka usaha kecil dan sukses. For thus of people i gave them standing applause. In such as crush environment mereka masih bisa memaintance keyakinan mereka, dalam keadaan hidup yang cukup, mereka masih mau berbagi. Hebat!!
Andai dari yang besar besar ini ada kesadaran seperti mereka yang kecil saja mau berbagi.. waah, bisa di pastikan tahun ke tahun supply pekerja indonesia keluar negri akan berkurang.
Semoga kata andai yang tadinya "if" jadi "do"..
-from Hongkong with crumble-
hehehe asik yaa footnote nya.
besok besok saya posting cerita tentang tempat wisata Hongkong dan Macau nya dengan cost yang serendah rendahnya deh ya, janji..
2 comments:
well, am gonna 'pup' a comment *ew!!*
eh bun-chan kenapa harus pup comment sih? dan tiba-tiba benak ini berimajinasi membayangkan si kun... *ok, stop this!!*
hiatus udh berpa lama bun? udh kelar ya kuliahnya di malay? eciyeee yg travelling ke hongkong+ macau. btw, mampir ke casino nya nggak tuh *ditimpukbunchan*
hahhaa.. apa sih qiny.. apa siih..
hiatus teh apaan? ha ah daku mampir ke casino nya. cuma liat liat doang sih abis itu kluar. mau main ga ada duit eii. hahahhaa
Post a Comment
Pup comment